Senin, 03 Juni 2013

Ceramah 22 Juli 2012

Selamat pagi Brother dan Sister,
Saya sangat senang hari ini bisa berada lagi di sini, berkumpul lagi bersama Brother dan Sister semua, setelah selama dua minggu yang lalu tidak bisa hadir karena saya mengikuti kegiatan Praktek Belajar Lapangan I di Minahasa Utara. Saya juga senang karena mendapat giliran untuk membawakan ceramah hari ini. Dan tema ceramah saya adalah :
“Semua Anggota Gereja Adalah Misionaris”
            Berbicara mengenai pekerjaan misionaris tentu tidak pernah lepas dari Injil. Injil merupakan rencana kebahagiaan Bapa Surgawi kita, di mana Injil itu berfokus pada Kurban Tebusan Yesus Kristus. Nabi Joseph Smith mengatakan, “Asas-asas Utama serta tata cara-tata cara Injil adalah: pertama, Beriman kepada Tuhan Yesus Kristus; kedua, Bertobat; ketiga, Pembaptisan dengan pencelupan untuk pengampunan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia Roh Kudus (Pasal-Pasal Kepercayaan ke-4) dan kelima bertahan sampai akhir”. Dalam kegenapannya, Injil menyertakan semua ajaran, asas, hukum, tata cara, serta perjanjian yang penting bagi kita agar dapat dipermuliakan di dalam kerajaan selestial. Juruselamat telah berjanji bahwa jika kita bertahan sampai akhir, dengan setia menjalankan Injil, Dia akan mempertahankan kita sebagai tidak bersalah di hadapan Bapa pada Penghakiman Terakhir (lihat 3 Nefi 27:16). Di zaman akhir ini Injil telah dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith.

            Brother dan Sister, kita telah memiliki pengetahuan akan hal ini. Pengetahuan tentang Injil. Sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir kita memiliki tanggung jawab kudus untuk membagikan pesan Injil kepada siapa saja. Tuhan telah menyatakan, “Aku memberimu sebuah perintah agar kamu saling mengajarkan ajaran kerajaan. Mengajarlah kamu dengan tekun dan kasih karunia-Ku akan bersamamu, agar kamu dapat diberi petunjuk dengan lebih sempurna dalam hal teori, asas, ajaran, hukum Injil dan dalam segala hal yang berkenaan dengan kerajaan Allah, yang perlu bagimu untuk dipahami” (A&P 88:77–78).
            Perintah untuk mengajar ini tentu saja berlaku bagi kita semua anggota Gereja. Beberapa orang dipanggil untuk menjadi pengajar dalam Sekolah Minggu, Pratama, Lembaga Pertolongan dan lainnya. Tapi semua anggota Gereja memiliki kesempatan yang sama untuk membagikan Injil dan kesaksian mereka tanpa harus menerima pemanggilan dalam Gereja. Kita bisa mengambil bagian untuk mengajarkan Injil dan kesaksian kita lewat terlibat aktif dalam Pengajar Berkunjung atau Pengajar Ke Rumah, lewat kita membawakan ceramah, penemanan dengan para misionaris saat mengajar simpatisan, dan bahkan kita bisa saling belajar Injil bersama dalam keluarga lewat Malam Keluarga.
            Mengajarkan Injil tidaklah asal-asalan atau semua berdasarkan pengetahuan kita sendiri. Kita butuh penemanan Roh Kudus agar kita bisa melakukannya.  Tuhan berfirman, “Roh akan diberikan kepadamu oleh doa yang lahir dari iman, dan jika kamu tidak menerima Roh, janganlah kamu mengajar” (A&P 42:14). Hanya melalui pengaruh Rohlah pengajaran Injil dapat meneguhkan dan mengilhami.
            Merupakan suatu kesempatan yang istimewa bagi kita ketika membagikan Injil kepada orang lain di mana kita menjadi alat Roh Kudus sehingga dapat mengajar, menghibur, serta mengilhami. Sebagaimana Nabi Nefi mengajarkan, “Apabila seseorang berbicara dengan kuasa Roh Kudus, kuasa Roh Kudus itu membawanya kepada hati anak-anak manusia” (2 Nefi 33:1).
            Kita harus siap secara Rohani, maka Roh Kudus akan menolong kita mengetahui apa yang harus dilakukan dan dikatakan dalam pengajaran. Kita dapat mempersiapkan diri dengan sering berdoa, mempelajari tulisan suci, menjalankan Injil, dan menjadi rendah hati.
            Dalam mengajarkan Injil kita harus menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan kita. Dia menunjukan kasih dan kepedulian yang tulus saat Dia melayani. Ketika kita menjadikan Yesus Kristus sebagai teladan kita, maka hal ini akan memelihara iman dan meneguhkan orang lain, membangun iman mereka, serta memberi mereka keyakinan untuk mengatasi kesulitan hidup. Hal-hal ini akan mendorong mereka meninggalkan dosa dan mematuhi perintah-perintah serta menolong mereka datang kepada Kristus dan tinggal di dalam kasih-Nya.

            Mengajarkan Injil kepada orang lain perlu kesaksian dari kita. Ini dapat membantu mereka lebih berfokus pada apa yang diajarkan dan dapat memperlihatkan kepada mereka bagaimana asas-asas Injil itu berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Menunjukan kasih dan kepedulian yang tulus kepada mereka adalah contoh kecil bagaimana Injil itu kita terapkan dalam kehidupan kita.
            Brother dan Sister terkasih, Presiden David O. McKay (1951–1970) mengajarkan bahwa, “Setiap anggota … adalah seorang misionaris!” (dalam Conference Report, April 1959, 122). “Kekristenan yang sejati ialah kasih dalam tindakan. Tidak ada jalan yang lebih baik untuk menyatakan kasih bagi Allah daripada dengan memperlihatkan kasih yang tidak mementingkan diri bagi sesama kita. Inilah semangat dari pekerjaan misionaris” (Gospel Ideals [1954], 129).
            Saya bersaksi bahwa ketika kita melayakan diri kita dan dengan iman dan ketulusan hati meminta dalam doa, maka Roh Kudus akan membantu kita membagikan Injil kepada orang lain.

Saya bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat kita. Melalui Kurban Tebusan-Nya kita dapat diselamatkan, kita dapat kembali ke hadirat Bapa Surgawi kita asalkan kita menerapkan Injil dalam kehidupan kita. Saya bersaksi bahwa Nabi Joseph Smith adalah Nabi yang  dipilih Allah untuk memulihkan Gereja-Nya. Saya bersaksi bahwa Alkitab, Kitab Mormon, Mutiara Yang Sangat Berharga, Ajaran dan Perjanjian adalah  Firman Allah. Saya bersaksi bahwa Nabi Thomas S. Monson adalah Nabi kita yang hidup saat ini. Saya percaya apa yang saya bagikan ini adalah benar. Dalam nama Yesus Kristus. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar